Berawal dari tempat gue mengecap dunia pendidikan pertama kali, yaitu SD. Gue masuk SD berumur enam tahun, sewaktu gue masuk kelas gue merasa senang sekali karena disini gue bisa mendapatkan teman baru, mungkin sedikit berbeda dengan yang lain kadang’ adakan anak yang masih takut ke sekolah meskipun udah di temanin oleh ortunya. Kebanyak dari anak-anak tersebut akhirnya mudah mencari teman, entah kenapa gue pun juga bingung, mungkin karena banyak temannya yang perhatian atau yang nemanin dia karena ortunya lagi ng ada, atau mungkin juga sewaktu ortunya ng’ ada dia berusaha mencari teman alias takut ng’ ada yang bisa diajak ngobrol, mungkin!. Lain halnya dengan gue dimana gue memiliki perbedaan yang spesifik di bandingkan teman – teman yang lain, karena gue habis ketularan hantu kolong meja ‘salah ya’ Kolong wewe’ kalau kolong wewe hobinyakan nongkrong ndiri, nah itu sama banget dengan gue masalahnya gue anak nya pendiam, malahan dibandingkan dengan kolong wewe, pendiaman gue, dan juga teman – teman gue yang lain percaya dan yakin kalau akulah master silent. Tapi disamping sisi buruk diriku itu, aku termasuk ke dalam golongan anak yang pinter, sampai – sampai tanpa suara pun aku bisa mendapatkan juara tiga sewaktu aku kelas satu, hebatkan! Aku bisa mengalahkan anak juara satu, ehh, kebalik??
Hal tersebut membuat guru-guru ku tecengang karena ke playboyan ku, eh kepintaranku, betapa kul ‘cool’ nya aku di waktu itu, kayak pembunuh berdarah dingin aja. Coba banyangkan guru aja sampai bingung, padahal dia ndiri yang bikin skenarionya ‘menilainya’. Apalagi ortuku, hampir seluruh keluarga baik yang dekat maupun yang jauh, dikasih taunya tentang kejuaraan ku itu, namanya juga sekolah di kampung. Kadang aku befikir ini acara promosi atau acara jual barang?? Masalahnya ortu ku itu kalau ngomong sama orang bagusnya itu ng’ setengah-setengah dari awal sampai akhir. Seperti kata-kata capres waktu kampanye aja. Dia bilang kayak gini ‘ anak aku yang laki-laki itu, juara tiga lo di sekolahnya padahal dia orangnya pendiam tapi otak nya itulo jenius. Ya kalau orang yang ng’ punya anak dia bilang kayak gini, ‘ haaaa (seperti sakratul maut) yang benar’ . Mana anaknya coba lihat, brapa satu? ‘ Itu seolah – olah aku ni jualan atau barang yang mau di promo kan karena kualitas barangnya Ok. Lalu, orang tua ku juga bilang pada keluarga nya yang lain ‘ anakku juara tiga lo’ Lalu dibales sama familinya itu’ Anak ku juara satu biasa – biasa ja tuh’ mendengarkan perkataan itu, ibuku langsung mengluarkan turbonya kayak lagi balapan liar, Anak ku dia diam – diam aja tapi bisa juara, lalu dibales lagi, utuk apa anak pendiam di banggain,,,,saking geramnya, ibu menaburkan kutukan dirumahnya, dengan cara puasa ng’ bicara selama kurun waktu 30 hari, tak sapa menyapa.
Karena sudah di zalimi oleh keluarganya sendiri, ibuku baru menyadari betapa gobloknya aku, di bilang ‘nak kamu semester depan harus juara satu ya nak, ‘ dengan perasaan penuh harapan’, lalu aku menjawab ‘ ibu kalau aku ng’ bisa juara semester depan, aku masih anak ibu kan’. Mendengar perkataan ku itu, ibuku hanya diam, mungkin yang dia pikirkan ‘kamu akan di pecat dari status anakku’ tapi dia hanya memberikan penegasan pokok nya kamu harus juara, mulai sekarang kamu harus rajin belajar agar bisa ibu bangain’, setelah itu gue bilang lagi ma ibu gue, ‘bu…! aku ng’ mau lagi jadi capres bu, udah capek‘, habis itu gue lari keluar takut akan hal yang terjadi selanjutnya, mendingan aku main sama orang yang seumuran ku dari pada mikirin jadi capres lagi, kerjaannya berat.
Setelah waktu yang ditunggu – tunggu datang kembali, yaitu waktu nya bagiin sembako, eits plesetan, maksudnya bagiin rapor. Dengan wajah penuh keoptimisan gue cepat datang ke sekolah buat nyogok guru, eh ng’ lah ‘mana brani’. Karena waktu gue sekolah dulu yang ngambil rapor langsung siswanya aja. Jadi, gue ng’ terlalu tengang, alias nyantai aja. Pas waktu lonceng di bunyikan semua siswa masuk kelas, dan gue pun duduk di bangku paling depan karena gue tau kalau sekarang gue juara satu, ntar kalau duduk di bagian belakang susah nanti ke depannya karena banyak fans yang bakalan narik – narik baju gue sampai depan. Entah kenapa? gue menjadi sangat optimis sekali, mungkin karena gue mimpi kalau gue juara satu tadi malam. Lalu, setelah menunggu acara pembukaan yang panjang, dengan pidato yang di sampai kan oleh guru wali kelas, gue pun langsung bergegas berdiri karena yang pertama di umumkan oleh oleh wali kelas gue adalah yang mendapatkan juara satu, pada saat wali kelas menyebutkan siswa yang juara satu, perhatian gue ng’ pernah berpaling dari mulut sang guru itu. Tapi, sangat disayangkan sekali, nama gue seolah – olah sudah di masukan ke dalam tong sampah oleh wali kelas ntu, ternyata yang juara satu bukan gue melainkan teman cewek gue yang sudah gue duga sesudahnya, bahwasanya dialah yang pantas menjadi juara satunya, secara ortu nya sudah menjemput rapornya kemarin dengan alasan mereka akan pergi jalan-jalan bareng keluarga besok. Ed dah, dan ternyata dia juga ng’ jadi pergi sama ortunya karena ortunya ada tugas mendadak dari bosnya.
Huf sial, sial, sial .. ahirnya bukan gue yang jadi artisnya melainkan gue hanya penonton yang habis nontonin film romance, yang kisahnya itu sangat menyedihkan sekali.. dengan perasaan geram dan sedih, karena film nya terlalu mengharukan, gue pun pulang ke rumah, dengan menyiapkan beberapa alasan kenapa gue dengan mudahnya di buang oleh wali kelas gue. Setiba di rumah, ortu gue nanya ‘nak kamu juara brapa sekarang’ lalu gue jawab ‘belum rezeki ma, takdir mengatakan lain’ loh ko gitu kata ibuku, emangnya kamu juara brapa nak ‘kringatku tidak hanya membasahi tubuhku, melainkann juga baju dan celana ku, seperti orang yang habis frustasi lalu nyebur ke kali, lalu aku menjawab ‘aku, aku, dapat juara bu, tapi next time, sekarang aku mau break dulu jadi orang pintar bu, makanya sekarang aku ng’ dapat juara, jangankan juara ranking aja ng’. Mendengarkan hal ini, ibu, ayah dan kakak – kakakku, kayak terkena virus flu burung, ‘mati mendadak’ mendengarkan kalimat petir yang ku ucapkan.
Mulai sejak itu, ortu ku kurang percaya lagi sama gue setiap gue bilang ng’ ada PR dari sekolah, ibuku dengan marahnya menghakimi ku, kayak orang yang lagi di putuskan di pengadilan apakah bersalah atau tidak. Dia pun pergi ke sekolah menanyakan apakah aku punya PR atau tidak, tapi untungnya aku berkata jujur karena waktu ibu ku nanya ke guruku, ternyata emang ng’ ada PR. Emang nasib juga ya jadi anak ntah pinter ntah goblok, keliatannya gue ng’ konsisten jadi anak, setelah ortu merasa puas dengan hasil kerja gue eh tau taunya, dilain waktu, gue masukin lagi ibu gue dalam jurang kemaluan.
Mulai saat itu gue mencoba menjadi anak yang konsisten, gue bertekad menjadi anak goblok selamanya, dari pada nantinya di marahin lagi. Eh ternyata, karena gue terlalu konsisten ibu gue marahnya juga konsisten alias ng’ pernah baik sama gue, ampun!!! Akhirnya gue pun jadi anak yang dikatakan pintar ng’, di bilang goblok ng’ juga, biar adil gitu.
Kelas enam
Nah inilah kelas dan hidup baruku, segala sesuatu yang kita kerjakan itu emang butuh pengorbanan. Sudah banyak yang gue korbankan tinggal ngorbanin diri aja yang belum. Tapi seharusnya gue patut bangga dengan diriku sendiri meskipun anak – anak yang lain naik kelas dengan meraih juara. Tapi, ng’ pentinglah bagi gue, toh kita bakalan sama – sama juga merasakan hidup yang sakinah ‘eh’ salah maksudnya merasakan nikmatnya kelas enam meskipun sampai tahap ini gue banyak mengalami rintangan, jatuh bangun itu udah biasa bagi gue walaupun ada suatu waktu di mana gue jatuh dan ng’ bangun – bangun, ortu gue pasti langsung bertindak dengan mengadopsi anak lagi, ups menolongku untuk berdiri lagi itu maksudnya.
Di kelas ini, gue duduk di bangku nomer dua, karena gue ngerasa kalau di bangku nomer satu itu khusus anak – anak pinter doang, dan yang paling belakang adalah kumpulan budaknya. Hehe, sory kalau ada yang hobi duduk di bangku paling belakang. Untuk itu, gue lebih milih duduk di bangku nomer dua, kalau diistilahkan dalam tatanan pemerintahan itu, yang duduk di bangku pertama adalah presiden dan wakil nya, kalau yang nomer dua para mentrinya .. hehe syukur deh gue jadi metri sedangkan bangku – bangku terakhir tu adalah para pemberontak atau demokratornya.
Setelah usai, memilih bangku duduk, suka tu yang namanya ngerjain temen – temen, agar dia kesal lalu gue mampus ditonjokin. Disini, gue juga mulai ngerasain betapa enaknya kalau punya cinta yaa, gue baru tahu temen – temen sekelas gue yang cewek – cewek itu udah keliatan cakep – cakepnya. Pada suatu waktu, gue nyoba buat deketin si sinta, teman yang duduk pas banget di belakang gue. Gue coba bilang ke dia ‘hai sinta, kamu ko’ cantik sih, emangnya ibu kamu ngasih makan apa sewaktu dia ngelahirin kamu’ lalu sinta menjawab ‘waktu aku di lahirin ibu ku, dia sering ngasih aku makanan yang bergizi seperti bubur ayam, sayur, daging dan lain – lain’ kalau kamu gung sering di kasih apa? ‘kalau aku kadang – kadang bubur pete di campur cabe padang, plus cabe rawit’ makanya sampai sekarang bibir ku kelihatan seksi karena mengeluarkan darah mulu.
Entah kenapa gue suka banget sama sinta, mungkin karena rabutnya kali, eh tidak mungkin karena wajahnya, hmm bukan juga, kayak nya. Mungkin yang lebih tepatnya gue suka sama sinta karena matanya yang selalu mengedip ketika melihat gue, gue jadi terharu! Tapi kayaknya mata sinta ngedip bukan karena dia suka sama gue deh, tapi mata nya emang agak keseleo karena sempet kebentur di tiang bendera waktu kelas empat. Jadinya setiap cowok yang deket dengannya pasti akan jatuh cinta kepadanya, secara kan dia yang ngasih respon duluan.
Gue ng’ pernah kepikiran kalau sinta itu menjadi rebutan teman – teman sekelas gue. Sebab, mereka semua ng’ da yang bisa nyatakan cintanya sama sinta, begitu juga gue. Emang waktu SD tu, cinta monyet itu emang cinta sama monyet bagi gue, kenapa coba? Karena gue kalau suka sama seseorang, gue lebih suka ngerjainnya dari pada menyaya
nginnya, entah kenapa mungkin faktor lingkungan kali ya … Di belakang sekolah guekan ada hutan yang banyak monyetnya hehe. Contohnya saja gue waktu pulang sekolah, pas sinta mau berdiri dari kursinya, gue sering ngerjainnya dengan mengikatkan tali tas nya ke bangku, sampai-sampai gue di buru kayak anjing yang lagi kelaparan, muter – muter sekolah. Dia bilang ke aku kayak gini ‘Agung jahat!! Awas! nanti aku bilangin sama bapakku’ mendengar perkataan yang keluar dari mulut sinta itu ‘gue ngerasa bangga sekali, karena dia mau mengenalkanku sama orang tuanya’. Lalu aku bilang ‘katai aja sama bapakmu sana, nanti aku bilang kalau kamu yang salah, karena undah negjar aku kayak babi’ . Kemudian karena sifat ceweknya yang sudah mantep banget, dia pun melapor sama bapaknya dan akhirnya gue pun masuk penjara selama 5 tahun , eh salah gue masuk kantor di panggil ke ruang sidang oleh guru-guru. Pas di ruang kantor gue ditanya sama guru – guru disana, seakan – akan gue sudah akad nnikah aja sama sinta, guru bertanya ‘gung kamu apain si sinta kemaren’ gue menjawab ‘ng’ di apa – apain kok buk, gung cuma ngikatin tali tasnya ke bangku kok buk’ guru ‘ trus kenapa kok kamu ikatin tali tas nya ke bangku?’
Secara langsung gue pun menjawab ‘udah ng’ nahan buk! Agung suka sama sinta’
Mendengarkan perkataan ku tadi akhirnya aku pun di vonis pasal berlapis, dengan hukuman berdiri di depan tiang bendera sambil ngadap ke benderanya, selama kurun waktu lima tahun ‘ eh selama 1 jam pelajaran. Karena gue di vonis hukuman sekolah itu, akhirnya gue berinisiatif mencari solosi agar cinta gue sama sinta tu ng’ pupus samppai di situ aja ‘gue mikir cara yang lain buat deketin dia, sampai akhirnya cara yang gue cari – cari itu, ng’ ketemu – ketemu.
Gue nyoba bilang sama sinta kalau gue tu cinta banget sama dia, tapi gue ng’ sanggup karena gue tergolong ke dalam bangsa yang penakut, akhirnya cinta gue sama sinta hilang di sapu bersih oleh hukuman yang gue jalanin dan menjadi kenangan yang biasa aja.
Ujian UN SD
Akhirnya waktu yang dinanti – nanti pun datang, gue mau menamatkan hidup gue, eh salah sekolah dasar gue. Satu minggu sebelum gue ujian, guru agama di sekolah memberikan secercah harapan pada gue, kenapa? Karena gue harus di nikahkan dengan anakanya, eh bukan, maksud nya di berikan semacam motivasi yang bisa di bilang … wah deh. Pada waktu gue datang ke sekolah, lonceng pun berbunyi dan guru agama masuk ke dalam kelas gue untuk memeberikan secercah harapan atau motivasi agar kami tidak terlalu mencemaskan ujian nanti, setelah itu guru pun menanyaan kepada kami satu persatu tentang kemana kami akan menyambung sekolah setelah lulus dari SD ini, sampai akhirnya giliran gue pun yang lagi duduk manis di bangku bagian nomer dua datang, guru bertanya kayak gini kepada gue :
Guru : Gung kamu kalau udah tamat di sini, mau nyambung ke mana ?
Agung : Ng’ tau buk
Guru : Loh kok ng’ tau? Emang nya kamu ng’ punya cita – cita ?
Agung : Ada buk, gung punya cita – cita kok, rencana nya abis tamat di SD ini, agung mau lamar anak ibuk, eh salah kalau gue bilang kayak gini pasti guru nya baca ayat kursi, tapi gue bilang mau jadi dokter buk
Guru : Trus apa nazar kamu kalau udah tamat dari sini?
Agung : Emang harus ya buk ?
Guru : Ya kalau kamu mau, biasanya itu sama dengan do’a atau pengharapan agar dapat lulus dengan nilai yang baik, kebanyakan orang seperti itu akan di beri kemudahan oleh tuhan loh
Agung : Oh gitu ya buk, agung sedekah aja deh buk, kalau agung tamat nanti
Guru : Itu baru menantu nya ibuk … anaknya maksudnya
Setelah semuanya mendapatkan giliran, ada seorang siswa yang duduk di bangku belakang yang belum mendapatkan jatah pertanyaan dari guru agama. Dia pun merasa heran sampai akhirnya dia menunjuk tangan dan bertanya pada guru agama ntu.
Dia (andi) : Buk, kenapa kok saya ng’ di Tanya seperti teman – teman lainnya ?
Guru : Ya .. karena ibuk sudah tahu, kemana kamu akan menyambung setelah tamat dari sini
Dia (andi) : Emangnya ibuk tau dari mana, ibuk kok kayak peramal kelas cakap buk, eh kelas kakap maksudnya.
Guru : Ya iyalah masak ya iya dong, hehe … Kemaren ibuk bertemu dengan ortu mu, katanya kamu mau nyambung ke SMP 1 ya
Dia : (klepek klepek) wah ibuk hebat !!! pantesan ibuk dah tau, eh tau nya ibuk nanya kepada ortu ku toh …. Kalau gitu ntar aku juga bilang sama ibu ku agar nanya kepada ibuk tentang perjodohan ku dengan anak ibuk,,, hehehe mampus nanti, kalau aku bilang kayak gini kepada ibuk.
Setelah curhat – curhatan selesai, bel pun berbunyi dengan sendirinya, dan itu pertanda kalau jam guru agama gue udah habis. Kami pun bergegas keluar karena udah ng’ ada lagi jam pelajaran dan kami kira itu adalah jam pulang sekolah tapi karena jamnya masih menunjukan jam 11.00 gue dengan teman – teman ng’ langsung pulang, kerena masih ada tanggung jawab yang nyaris terlupakan bahwasanya kita harus kerja paksa, eh salah kerja bakti maksudnya.
Setiba di luar sekolah, kami pun di kumpulkan untuk menjalani tugas pemerintahan ntu, setiap kelas di beri tugas yang berbeda, ada yang melakukan penyerangan alias menjadi pekerjanya yang menggunakan cangkul untuk mencangkul pemberontak yang masuk tanpa izin yaitu rumput liar. Ada juga yang bertugas untuk membasmi para koruptor yang lagi menempel di WC alias kuman, dengan menggunakan senjata nuklir yang sudah tersedia di ruang perlengkapan sekolah yaitu so clean.
Sedangkan tugas ku disini adalah membangun sebuah candi Borobudur yang megah yaitu memotong bunga yang di jadikan pagar sekolah itu dan di bentuk seperti pagar yang indah. Setelah tahun berganti tahun, hari berganti hari, dan jam pun menunjukan hari sudah pukul 12.15 siang, akhirnya kerja bakti pun selesai, dan siswa pun disuruh pulang tanpa membawa gaji, hehe, gue pun mengembalikan perlengkapan yang tadinya kita gunakan ke tempat asalnya. Nah … after that, gue pun dengan senangnya berteriak horeee akhirnya gue pulang juga. Dengan senang nya gue pun pergi ngambil tas ku dan pulang bersama – sama teman – teman yang lain
Waktu gue pulang sama teman – teman, kita mendapatkan sebuah tragedi penampakan hewan liar di jalanan. Gue melihat seekor ular yang melitas di depan kita, tapi salah seorang teman gue yang bernama Robert yang biasa di panggil usok nteh dari mana nama itu berasalnya, gue pun tidak tau. Dia dengan santai berjalan melangkahi ular tadi, padahal ular yang dia langkahi itu sudah mati eh masih hidup. Hal pertama yang gue rasain, ni anak kok brani banget ya !! Tapi, sewaktu joni bilang ke dia, cok ular cok .. eh dia malah lari pontang panting ke arah kami dan jadinya dia melangkahi ular tersebut dua kali. Gue pun tambah heran kan, kok dia langkahi lagi sih ularnya, ni anak emang brani atau ketakutan. Ternyata, pas gue tanya tau taunya dia emang ng’ melihat ada ular yang nyelinap di bawah kaki nya, tapi kok dia melangkahi ular tersebut sampai dua kali. Pas gue Tanya kayak gitu kan, dia menjawab “ ya iyalah gue kan anak nya brani, sambil garuk – garuk kepala”
Lalu gue bales “Oh gitu” Oke deh teman – teman gimana kalau ucok ini kita dorong ke ular itu, setuju ng’? Teman – teman pun merespon “Setuju”. Namun, setelah itu kami tidak melihat ucok lagi, ternyata dia udah masang langkah seribu nya, dan kami di tinggal jauh. Lalu kami kejar dia dengan penuh semangat untuk melihat atraksi dia memegang ular tadi, Namun, kami melihat dari kejauhan, ternyata ada sebuah aliran sungai yang memancar di antara dua kakil si ucok tadi.
Kami pun tambah heran dan memburu nya sehingga pas tiba di persimpangan jalan kami berhasil menghentikan nya, karena di sana ada lampu merah, hehe, jadi dia ng’ bisa jalan terus. Lalu setelah kami melihat dengan detail dan bertanya padanya “ lu bawa tabung air ya cok, tadi kita lihat air lo jatuh” ucok pun dengan menggigil menjawab “iya, itu tabung air dari perut gue yang udah bocor” mendengar perkataannya itu, gue pun menoleh ke bawah, dan melihat celana si ucok itu sudah basah …
Dengan perasaan tragis dan terharu kita pun tertawa tebahak – bahak, sampai – sampai air terjun punya gue juga mau lepas. Semenjak kejadian itu, nama ucok pun secara resmi kita ganti menjadi ucor alias bocor hahaha.
Setelah itu kami pun pulang dengan berjalan seperti biasa, namun, ucok yang biasanya berjalan selalu di depan sekarang udah turun jabatan. Dia pun jalan di belakang kami karena tidak mau mencari perhatian public dengan danau buatan di celananya. Selama kami berjalan ucok tidak mau bicara banyak karena dia takut di gosipin lagi sama kami, yang hamper frustasi dan ng’ bosan memamerkan aibnya.
Di perjalanan, gue pun pamitan sama teman – teman gue karena rumah gue lebih dekat dibandingkan teman – teman yang lain. Sewaktu gue sudah di depan pintu gue, gue masih saja ketawa dengan kejadian tadi karena kisahnya itu terlalu menyedihkan sekali. Pas gue ucapin assalamu’alaikum, sambil ketawa, abang gue yang bernama ndri, nanya gue .. lo kenapa? kayak orang abis nonton komesi saja? “ emang nya guru lo tadi joget – joget ya di sekolah
Gue pun bales “ Ini lebih dari komedi bang, tapi tragedi hahaha…abang “ nah kalau tragedy napa musti ketawa sih, mestinya lo tu nangis bercucuran darah “ Lalu gue certain deh apa yang ada dalam otak gue, hingga ng’ ada satupun yang ng’ ketawa ama gue.
Abang “ oh gitu to toh, cerita lo tu emang lucu tapi, jangan sampai pula lu jadi orgil nanti ya”
Orgil apa bang, Tanya gue sambil ngakak” Orang gila kata abang gue “ lalu mulut gue tertutup rapat, dan tidak tertawa lagi karena gue secara spontan langsung ngebayangin kalau gue jadi orang gila kan nanti nya teman – teman gue tambah ngkak ngeliat gue ketawa ndiri.
Setelah itu, gue pun pergi ke kamar buat ganti baju dan melakasanakan tugas dari pemerintahan lagi yaitu makan untuk mengisi kekosongan Negara. Sewaktu gue lagi makan dan duduk riang di kursi luar yang amat sejek sekali. Abang gue dengan tiba – tiba ngagetin gue dari belakang
“Tang …. “ kata abang gue
Dengan suara yang kuat gue teriak … aaaaggghhh (nasi yang gue telan balik juga terkejut dan keluar) sampai - sampai hidung gue kepanasan karena gue barusan makan cabe doang
“abang gue, dengan merdunya ketawa sambil megang perut, dan ngeluarkan air mata karena merasa berhasil membuat gue terkejut”
Yang parahnya gue pergi ke kamar mandi buat bersihin mulut dan hidung gue …. Dengan perasaan yang dongkol sekali, gue bikin perhitungan dengan abang gue, dengan cara mengambil sapu dan mengejarnya sampai titik darah penghabisan.
Dan saking emosinya, gue kejar abang gue, sampai keliling kandang ayam dengan harapan dapat membalaskan dendam, tapi gue ng’ berhasil ngejarnya uhhh nyebelin
Abang gue, yang tadi nya udah capek gue kejar masih ketawa riang
Dan sambil mengambil nasi yang tadi, gue pun ngelanjutin makan dan bilang sama abang gue …awas ….!! Nanti gue kerjain juga. Dengan perasaan bagaikan di tahun belanda menjajah Indonesia, gue makan dengan perasaan teraniaya.
Dan tak lama kemudian nasi pun habis gue makan, sambil bersiap – siap buat ngebales perbuatan abang gue tadi. Tapi niat itu gue urungin karena gue tau, kalau bales dendam itu ng’ baik buat kesehatan dan buat keuangan gue. Gue pun lebih memilik untuk bermain sama teman – teman sekitar komplek. Gue main kejar – kejaran sama teman yang bernama andi, jono, toni. Mereka adalah tentangga gue yang sudah gue anggap kayak teman, ya jelaslah…
Terkadang gue ng’ habis mikir, kenapa ya gue girang banget hari ini padahal gue akan menempunh ujian akhir minggu depan sampai – sampai waktu gue di rumah ortu gue lebih sering nyuruh gue buat menghafal dan mengkaji pelajaran yang sudah gue pelajari. Tapi, namanya juga anak – anak kalau udah keluar rumah pasti mau nya bermain.
Hari berganti jam, jam berganti hari … Hari – hari terakhir (ujian) gue pun sudah datang, waktu itu pada malam harinya gue sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin agar ujian gue tuntas, yang gue persiapin waktu itu adalah sepatu, baju, dan pensil sama penghapus yang ng’ boleh di tinggal. Namun, gue belum menyiapkan isi otak gue, waktu itu itu jam menunjukan pukul tujuh malam. Gue hanya bisa ngerasain nikmat nya waktu main habis ujian besok, dan n’ pernah terbayangkan susahnya ujian. Ortu gue nyuruh gue untuk membaca buku dan gue pun membaca dengan harapan agar cepat tidur
Akhirnya ucapan gue ntu emang terbukti, karena gue tahu kalau membaca adalah salah satu obat insomnia dijamin 100% tapi bagi yang ng’ hobi membaca, Setelah keesokan harinya gue pun bangun dengan tangan ayah gue, kenapa??
Ya jelaslah karena gue kan susah di bangunin dan setelah itu gue membawa perlengkapan yang sudah gue persiapkan semenjak tadi malam. Dengan rapi tanpa membawa tas hanya dengan pensil dan penghapus gue rasa sudah cukup menakhlukan hatinya buk guru hehe.
Awal gue mau melangkah dari rumah, ayah gue memanggil gue dan membacakan surat yasin di kepala gue agar gue aman di alam sana, hehe … Nah kemudian gue pergi deh dengan tenang ke alam barzahnya. Setiba gue di sekolah, gue pun langsung cari nomer togel yang tertera di meja murid dan trenggg!! Gue dapet nomer kuburan gue, eh salah nomer meja yang harus gue dudukin maksudnya
Gue duduk di sana, dan merasakan sensasi menjadi seorang murid meminjam buku teman, dan pura – pura membacanya, agar nanti teman yang lain mintak tunjukin sama gue dan gue kasih jawaban yang salah hehe.
Kemudian terdengar suara bel yang di tiup oleh malaikat maut, semua murid yang mau ikut ujian masuk kelas, dan gue pun mulai merasa deg degan dengan pembagian soal yang di kasih oleh guru, itu bagaikan benda tajam yang di kasih untuk menusuk gue rasanya. Dengan persiapan yang matang, tanpa memiliki pengetahuan di dalam ota gue karena gue ng’ da ngafal malam tadi
Gue pun menyediakan empat buat kertas yang sudah gue potong kecil, dan gue beri nama masing – masing kertas itu si a, b, c, d, guepun menjawab semua pertanyaan sesuai dengan petunjuk mbah geleng, sekali geleng gue lempar dan dapet deh jawabannya yang tertelantang adalah jawabannya
Yes, dengan bangga nya gue berkata, ng’ sia – sia ya gue dapet petunjuk dari mbah geleng dengan wajah yang berseri – seri dan selesai dengan cepat tanpa menunggu waktu yang lama gue ngumpulin lembaran jawaban gue. Tiba di depan kelas, guru pengawas menjadi sedikit bingung sama gue,
Gung kenapa kok cepat kali selesainya ?
Gue bales, agung kan belajar tadi malam buk
Ibuk “ wah kamu hebat yah, semoga kamu lulus deh” ngarep
Trimakasih buk “ suara gue dengan penuh keyakinan”
Untung ada mbah geleng, kalau ng’ mungkin pala gue bakalan jadi korban, lirik kanan lirik kiri tadi
Gue pun keluar dari kelas, dan sewaktu di luar gue ngintip – ngitip orang lain lagi ujian, dengan harapan agar mereka juga ikutan cepat selesai, dan memanas – manaskan teman gue … Gue bilang dari kejauhan
Ah .. soalnya terlalu mudah, mendengar perkataan itu tadi
Terdengar suara gemuruh dari kelas lain, ternyata itu adalah suara dari teman – teman gue yang keburu keluar juga sama gue, akhirnya pancingan gue berhasil dan mereka baik yang siap maupun yang tidak siap keluar dari kelas dengan wajah yang aneh semua. Ada yang bilang
Gung “lu sok banget deh, masak cuman beberapa menit lu udah keluar “
Gue “ ya iyalah, “gue” baru tau aja lu, secarakan gue nuntut ilmu tadi malam
Hah .. lu nuntut ilmu apa , kata teman gue dengan penuh keputus asaan
Gue nuntut ilmu dari mimpi gue, gue bertemu bidadari turun dari kayangan tadi malam
Teman gue “ trus hubungan nya apa? “
Ng’ ada “ kata gue dengan perasaan yang penuh kekonyolan hahaha
Kamu nih .. sok banget orang nya
Lalu gue dengan yakin menjawab “ iya gue emang sok bodong, padahal gu kan pintar , hehehe“
Lalu teman gue udah kayak orang mati masih idup, uhh lemes gue dengar nya
Gue pun mutusin buat pulang lagi, karena ujian nya cuman bahasa indonesia aja … gue bilang sama teman gue
Duh .. gue udah capek nih, gua pulang dulu ya teman ?“
Teman gue nyahut “ napa ng’ dari tadi ! gue udah nek nih lihat kamu“
Gue yang penuh ke dramatisan bilang “Lu yakin, besok jangan liat gue lagi ya, lu jangan datang ke sekolah kalau ng’ mau liat gue lagi”
Kepedean lu gung, gue kesini kan mau ujian, dasar lu … sok jaim
Gue “ siapa dulu gue, si ganteng dari Indonesia”
Mendengar perkataan gue itu, teman gue langsung bunuh diri !!! hahaha
Gue pun pulang sendiri, karena teman gue udah pada mati semua karena pisau yang keluar dari mulut gue. Setiba nya di jalan gue lihat ada teman cewek gue yang juga pulang sendiri, dan arah rumah nya sama meskipun sampai simpang lampu merah dia belok kiri dan gue lurus aja.
Nah disini, gue mulai gangguan nih cewek, dengan cara gue sendiri. Hal yang pertama yang gue lakukuin adalah jalan kearah dia dengan menggunakan turbo agar sedikit lebih cepat. Setelah sampai dekat si susi, Gue diam aja kayak belantung lagi jalan “ng’ brani gue, bicara ama cewek. Ternyata gue baru sadar gue masih calm banget sama cewek .. gue lebih cenderung lebih gokil saat bicara sama teman – teman cowok aja.
Seketika itu, susi pun menoleh ke arah gue, dengan perasaan yang biasa – biasa saja .., jadi gue ngerem langkah gue dan mundur selangkah untuk membiarkan susi berjalan terus. Gue pun kebingungan sendiri kayak mau mintak sedekah di jalanan.
Pada waktu ujian esoknya, gue merasa ujian itu cuman main – main doang, karena ng’ ada satupun yang terlallu sulit buat gue, sampai – sampai ortu gue mandiin gue dengan bunga kembang karena ng’ ada keinginan buat membaca buku.
Gue sih terima – terima aja, karena bagi gue yang terpenting pada masa – masa anak – anak itu adalah bermain, main liga sawah (bola), kelereng, kejar – kejaran sampai nyebur ke kali, mandi – mandi di kali padahal di atas ada orang lagi e’e’ek.
Hasil Kelulusan
Setelah menunggu kurun waktu yang sudah di tentukan, akhirnya masa – masa untuk mengakhiri kenikmatan selama gue sekolah di SD pun datang. Dengan perasaan agak takut gue datang ke sekolah pagi itu, Setelah gue tiba di sekolah gue di sambut oleh teman – teman yang sudah dari tadi menunggu keluarnya hasil UN kita. Pada waktu itu, mereka juga meilik pereasaan yang sama kayak gue.
Teman gue yang bernama jono sering nakut – nakuti kita, tapi gue ng’ terlalu memperlihatkan kecemasan gue
Dia bilang, gung, gue udah tahu hasil kelulusan UN kelas kita,
Gue : dari mana lu tau, emang lu dapet wangsit yan
Jono : ya ng’ lah, tadi gue nanya ama guru kita, ibuk upik, dia bilang kelas kita ada lima orang yang ng’ lulus di sekolah ini
Gue : (dengan perasaan yang hamper mampus) gue nanya, siapa aja tuh?
Jono : Susi, niko, andre, tuti
Gue : Trus yang satu lagi nya siapa? Kamu serius nih
Jono : Ya elah gue serius, Trus satunya lagi lu gung
Gue : (mati mendadak) ah kamu yang benar ?? gue takut nih
Jono : dengan semangat kudanya bilang “yaa”
Setelah mendengar ucapan dari jono tadi, gue udah ngeliat malaikat maut mau nyabut nyawa gue … dengan perasaan bimbang, gue pun yang kurang brani nanya sama guru akhirnya gue paksakan diri untuk menanyakan soal ini kepada guru
Gue bilang sama jono, udah deh jon, gue pergi dulu … lu nakutin gue, sambil jalan kearah kantor, gue lihat ibuk upik lagi jalan ke arah gue … Lalu secara sengaja gue nanya sama ibuk upik ntu.
Buk!! Agung mau nanya buk, itu !!! Hasil UN kita dah keluar ya buk di kantor ?
Buk : Di kantor? Udah bentar lagi mau di umuin kok
Gue : Trus buk, ibuk tau ng’ siapa saja yang ng’ lulus di kelas agung
Ibuk : Ohhh yaa… kalau ng’ salah (dengan wajah laknat) ada dua, satu cewek dan satu lagi cowok
Gue : Kampret … Ngambil pisau lalu bunuh diri … Ternyata si jono salah, kalau kelas kita cuman dua orang yang ng’ lulus. Tapi, perasaan gue masih cemas ng’ setengah –setengah, gue udah bayangin kalau laki – laki yang di bilang guru gue tadi adalah gue …
Mendengarkan hal itu, gue jalan udah kayak mumi yang bangkit dari peti mati, Gue balik ke teman – teman gue tadi. Jono balik nannya lagi
Jono : Gimana gung, lu tadi tu nanya ya sama guru
Gue : Iya,,, (napas udah satu – satu)
Jono : trus apa yang di bilang ibuk upik tu?
Gue : Ada dua orang yang ng’ lulus di kelas kita, satu laki – laki, satunya cewek
Jono : Srius looo … Duh gue jadi cemas juga nih, (sambil menggenggam tangan yang kedinginan)
Agung : Bukan nya lo udah bilang ada lima tadi ya …
Jono : hehe (ketawa tapi bibir ketutup) gue boong tadi, sorry ya
Agung : Sial lu, huf, mudah – mudahan saja ng’ gue yang ng’ lulus
Setelah beberapa saat, bel pun di bunyikan dan seluruh siswa di kumpulkan di lapangan sambil berbaris dengan rapi.
Gue, dengan keadaan yang sudah letai … mengikuti apa yang di teriakan oleh guru dari mikropon nya ….
Guru : Semua baris dengan tertib, cepat, cepat!! Itu tu susun dengan rapi … !!!
Gue : (Detak jantung gue udah satu – satu) mendengar suara teriakan dari guru itu
Guru : Baik semuanya … Selamat pagi semaunya (hari udah pukul 11.00). Sekarang saya akan mengumumkan siapa saja yang tidak lulus mengikuti ujian kemaren. Disini, kelulusan di tentukan oleh pemerintah … bukan kami (sambil nakut – nakuti, padahal waktu gue sekolah SD … yang nentuin kelulusannya masih guru!!) Nah jadi buat anak – anak kami yang tidak lulus dari sekolah ini, kami harap dia bisa bersabar dan menunggu satu tahun lagi …
Oke langsung saja, saya bacakan kelulusan di sekolah kita … Sekolah SD 27 Kampung baru dinyatakan lulus seratus persen, ng’ ada satupun yang tinggal … selamat yaa semuanya
Dengan perasaan yang pernuh, tragis gue langsung bilang hhhhhhoooooorrrrrrreeeeee. Gue lulus, yes, yes, yes. Sepintas terpikirkan oleh gue, berarti ibuk upik tadi udah boong sama gue ya, tapi ng’ papa lah yang penting gue lulus, yes,yes,yes. Dengan senang hati gue dengan teman – teman bersorak sorai, ibaratkan mendengarkan proklamasi waktu kemerdekaan
Setelah itu, guru gue bilang, jangan lupa nanti ya anak – anak nanti slip jari dan ngambil ijzah nya. Kami serentak teriakan ‘ iyaa pak” Akhirnya perasaan gue pun lepas, dan kami pun salam – salaman dengan semua guru – guru yang ada di SD itu.
Usai acara salam – salaman, kami pun tidak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi bermain terlebih dahulu. Permainan yang kami mainkan adalah sepak bola di dekat sekolah kami. Gue dengan bangga dan penuh keoptimisan seperti pejuang yang bangkit untuk berjuang, membuka baju dan main sepuas – puas hati sampai – sampai kami tidak tau waktu, kami bermain bola sampai jam 4 sore, letih (emang) tapi gue senang banget hari itu.
Dengan perasaan yang senang dan letih gue pun pulang kerumah, di rumah, ibbu gue nanya kaya gini :
Ibu : gimana gung, kamu lulus??
Abang gue (menyolo) “ah paling ng’, bu liat aja pakaianya udah kumuh gitu, pasti habis putus asa tadi lalu nyebur di lumpur hahaha
Gue : haaa masalah buat lo (gue bilang dengan sewot pada abang gue), agung luluslah .. siapa dulu, gue kan anak pintar hehehe
Ibu : A itu baru deh anak ibu, (senang juga)
Abang gue : Ah palingan lulusan terakhir haha
Gue : Yang penting lulus (sambil nyibir)
Ibu : Udah kamu mandi lah sana, emang kamu dari mana pula tadi nih
Gue : Main bola sama teman – teman tadi
Gue pun pergi ke belakang buat mandi dan ganti baju. Namun, sewaktu aku pergi ke kamar mandi aku melihat ada sebuah tali yang panjang dan warnanya hitam, lalu aku bertanya sama ibu ku
“bu ini tali untuk apa bu?
Ibu : “ tali yang mana?? Dengan bingung. Perasaan ng’ ada tali yang buuk taruh di sana
Dengan perasaan yang sangat penasaran, gue pun mendekati tali tersebut dan melihatnya dari ujung sampai keujuang
Eh tau – taunya tali yang gue kira tadi adalah ular (Aku langsung gagal napas) Mati deh !!! Aku sangat terkejut kali, waktu lihat ular tadi yang sama – sama bertatap muka dengan gue. Dengan otot yang sedikit geger, gue pun lari pontang panting ke luar lalu gue teriak “amit, amit, amit, amet, amin, bunda, ibu, abang, kakak. Gue shock dan koma selama lima hari tujuh tahun, ng nyambung ya …
--- SEKIAN ---
cerpen lucu anak sekolah, cerpen lucu abis, cerpen lucu anak, cerpen lucu anak SMA, cerpen lucu anak remaja, cerpen lucu agak panjang, cerpen lucu ala santri, cerpen lucu anekdot, cerpen lucu anak sekolah SMP, cerpen lucu dan gokil, cerpen lucu bergambar, cerpen lucu bikin ngakak, cerpen lucu beserta unsur intrinsiknya
(y)
BalasHapusbagus skali cerpen na ...
bisa di terbitkan ni, khusus anak SD